Tradisi Suku Dayak – Dayak adalah bahasa yang di gunakan untuk kelompok sejenis manusia yang tidak mengetahui soal yang namanya agama. Suku ini bisa nya hidup secara berkelompok dengan di pimpin oleh kepala suku mereka.
Kepala suku yang ada dalam suatu kelompok suku dayak adalah sesorang yang sudah mejalanin usia lebih tua. Kepala suku juga berfungsi untuk menjadi arahan untuk melaksanakan tradisi yang mereka percaya maupun yang mereka lestarikan.
Dayak juga menetap di sebuat hutan yang memiliki pedalam nya yang sangat luas, suku ingin juga memiliki ciri khas khusus untuk mencari makan. Biasa nya para lelaki dari suku dayak mencari makan di hujan maupun di sungai. Di lansir dari laman www.onversity.
Merekan sangat di kategori kan sebagai manusia yang hidup secara bebas. Suku ini hidup dengan berpedoman dengan tradisi yang mereka jaga dan di lestarikan hinga turun – temurun. Berikut salah satu dari contoh tradisi suku dayak yang sangat unik .
Tradisi kuping panjang
Suku Dayak di Kalimantan Timur memiliki tradisi unik yaitu memanjangkan daun telinganya. Di lansir dari laman Gramedia, cara memanjangkan telinga adalah dengan menggunakan logam atau pemberat yang di gunakan seperti anting-anting.
Sesuai aturan, perempuan dari Suku Dayak dapat memanjangkan telinga hingga dada, sementara untuk laki-laki bisa memanjangkan telinga hingga bawah dagu. Selain sebagai simbol kecantikan, tradisi ini juga di gunakan untuk menunjukkan status kebangsawanan dan melatih kesabaran.
Tradisi Tato Tradisional
Masyarakat suku Dayak Iban di Kecamatan Embaloh, Kabupaten Kapuas Hulu di kenal dengan tato sebagai seni ukir atau rajah pada tubuh mereka, di lansir dari laman Kemendikbud.
Masyarakat suku Dayak Iban di perkirakan telah mengenal tato sejak tahun 1500 SM-500 SM. Sebagai sebuah tradisi, konon saat perang berlangsung tato tersebut di gunakan suku Dayak Iban untuk mengenali kawan dan lawannya
Tradisi Suku Dayak
Tradisi Ngayau
Ngayau merupakan salah satu tradisi yang sudah di hentikan karena di anggap sangat mengerikan dan penuh dendam. Tradisi Ngayau adalah kegiatan berburu kepala musuh yang di lakukan beberapa rumpun Dayak saja, yaitu Ngaju, Iban, serta Kenyah.
Tradisi ini di tanamkan secara turun temurun di mana pemuda Dayak harus melakukan pembuktian dengan memburu kepala musuh. Hal ini terus berlanjut karena nantinya keturunannya akan memburu keluarga dari pembunuh ayahnya dan membawa kepala tersebut ke rumah. Akan tetapi pada tahun 1874, kepala suku .
Dayak Kayan mengumpulkan kepala suku dari rumpun lainnya dan menyepakati hasil musyawarah Tumbang Anoi yang berisi larangan pelaksanaan tradisi ngayau karena dapat menyebabkan perselisihan di antara suku Dayak.
Tiwah
Tiwah merupakan tradisi pemakaman dengan membakar tulang belulang dari kerabat yang telah meninggal dunia. Tradisi tiwah di lakukan sesuai kepercayaan Kaharingan oleh masyarakat Dayak Ngaju.
Ketika melaksanakan tradisi Tiwah, keluarga yang di tinggalkan akan menari dan bernyanyi sambil mengelilingi jenazah. Menurut kepercayaan, Tiwah di percaya akan mengantarkan arwah dari orang yang telah meninggal agar mudah menuju dunia akhirat atau di sebut pula dengan nama Lewu Tatau.